Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Dr. KH. Abduh Al-Manar, M.Ag.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Irsyadiyah. Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

Pondok Pesantren Al-Irsyadiyah

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

PAUD Al-Irsyadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

MI Al-Irsyadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

MTS Al-Iryadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

Sunday, November 29, 2020

Perbedebatan Yahudi dan Nashrani Tentang Surga

 



Tafsir surat Al- Baqarah ayat 111-112 tentang Yahudi dan Nasrani tentang Syurga:

وقالوا لن يدخل ٱلجنة إلا من كان هودا أو نصرى تلك أمانيهم قل هاتوا برهنكم إن كنتم صدقين بلى من أسلم وجهه لله وهو محسن فله أجره عند ربه ولا خوف عليهم ولا هم يحزنون 

Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".

 (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang itu adalah kebajikan, maka hal ini akan menjadi perpisahan pada sisi Tuhannya dan tidak ada yang dapat membantu mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Pada ayat 111. Dan mereka, Yahudi kaum dan Nasrani, pernyataan, Tidak akan masuk surga kecuali orang atau Nasrani. Itu hanya angan-angan dan mimpi-mimpi mereka. Katakanlah kepada mereka, wahai Muhammad, Tunjukkan bukti kebenaranmu dengan alasan-alasan yang meyakinkan, jika kamu orang yang benar dalam anggapanmu itu. Ketahuilah, kamu tidak akan pernah dapat menunjukkan bukti itu! Tidak! Mereka berdusta.    Yang akan memasuki surga bukan hanya Yahudi atau Nasrani, melainkan barang siapa yang menyerahkan diri, tunduk, patuh, taat, ikhlas sepenuhnya kepada Allah, dan dia identitas baik, beriman, membenarkan, dan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka di akhirat dan mereka tidak bersedih hati. Mereka kekal dalam kenikmatan.

Pada ayat 112. Tidak! Mereka berdusta. Yang akan memasuki surga bukan hanya Yahudi atau Nasrani, melainkan barang siapa yang menyerahkan diri, tunduk, patuh, taat, ikhlas sepenuhnya kepada Allah, dan dia identitas baik, beriman, membenarkan, dan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka di akhirat dan mereka tidak bersedih hati. Mereka kekal dalam kenikmatan. Dan orang Yahudi itu, Orang Nasrani tidak memiliki sesuatu, yakni berupa agama yang benar, padahal Nabi Isa telah datang kepada mereka, lalu mereka menging karinya.     Dan orangorang Nasrani juga berkata, Orang-orang Yahudi tidak memiliki sesuatu, yakni pegangan beru pa agama yang benar, padahal Nabi Musa telah datang kepada mereka, lalu mereka mengingkarinya. Padahal, mereka membaca Kitab, yakni Taurat bagi orang dan Yahudi Injil bagi orang Nasrani. Apa yang terisi dalam ayat ini merupakan isi antara Yahudi dan Nasrani di hadapan Rasulullah. Rafi bin armalah, seorang Yahudi, mengatakan kepada orang Nasrani, Kalian tidak punya suatu pegangan dan telah kafir terhadap Isa dan Injil. Seorang Nasrani dari Najran lalu menanggapinya, Kalian juga tidak punya suatu pegangan dan telah kafir terhadap Musa dan Taurat. Demikian pula orang-orang musyrik Arab yang tidak berilmu; mereka mengucapkan seperti ucapan mereka, Ahli Kitab, maka Allah akan mengadili mereka pada hari Kiamat, tentang apa yang mereka perselisihkan dalam soal agama.

Share:

Thursday, November 19, 2020

Larangan Berbuat Zalim



Hadis Arbain ke 24 dapat disimpulkan :

1.      Menegakkan keadilan di antara manusia serta haramnya kezaliman di antara mereka merupakan tujuan dari ajaran Islam yang paling penting.

2.      Wajib bagi setiap orang untuk memudahkan jalan petunjuk dan memintanya kepada Allah ta'ala.

3.      Semua makhluk sangat tergantung kepada Allah dalam mendatangkan dan menolak keburukan terhadap dirinya baik dalam perkara dunia maupun akhirat.

4.      Pentingnya istighfar dari perbuatan dosa dan sesungguhnya Allah ta'ala akan mengampuninya.

5.      Lemahnya makhluk dan ketidakmampuan mereka dalam mendatangkan kecelakaan dan kemanfaatan.

6.      Wajib bagi setiap mu'min untuk bersyukur kepada Allah ta'ala atas ni'mat-Nya dan taufiq-Nya.

7.      Sesungguhnya Allah ta'ala menghitung semua perbuatan seorang hamba dan kesalahannya.

8.      Dalam hadits terdapat petunjuk untuk memenuhi diri (muhasabah) serta penyesalan atas dosa-dosa.


Share:

Tuesday, November 17, 2020

Pembinaan Mental Ruhani Melalui Shalat dan Zakat


 

Tafsir surat Al Baqarah ayat 110

وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَمَا تُقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُم مِّاتُواْ لزَّكَوٰةَۚ وَمَا تُقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُم مِّاتوا من ختولل 

Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.

 

Makna kata:

{ وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ } Wa aqiimush shalaat: Mendirikan shalat adalah melaksanakannya pada waktunya dengan syarat-syarat, rukun, dan sunnah shalat.

{ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ } Waaatuuz zakat: Berikanlah zakat kalian dan hartalah segala perbuatan taat yang dapat menyucikan diri-diri kalian.

Makna ayat:

Pada ayat (110) Allah Ta'ala memerintahkan mukmin orang-orang untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat, serta melakukan perbuatan-perbuatan baik, untuk mendidik akhlak dan menyucikan diri mereka. Allah mengharapkan orang-orang mukmin akhir kehidupan yang baik di akhirat dalam firmanNya ( إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ ) “Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.”

Pelajaran dari ayat:

 • Pada kondisi yang belum memungkinkan bagi kaum muslimin untuk berjihad, siapkan diri Anda dengan hal-hal yang ketika berjihad. Yaitu dengan membina akhlak dan sisi ruhiyah serta menyucikan jiwa dengan melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, serta melakukan berbagi penerapan. Hal itu akan menjaga sisi ruhiyah dan badaniyah kaum muslimin sampai datang waktunya untuk berjihad.

• Menguatkan perasaan dengan merasa diawasi oleh Allah Ta'ala, agar seorang hamba senantiasa memperbagus niat dan amalannya. [Tafsir Assa'di]


Share:

Thursday, November 12, 2020

Maafkanlah Perilaku Orang Yang Dengki

 


Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 109

ود كثير من أهل ٱلكتب لو يردونكم من بعد إيمنكم كفارا حسدا من عند أنفسهم من بعد ما تبين لهم ٱلحق فٱعفوا وٱصفحوا حتى يأتي ٱلله بأمره إن ٱلله على كل شيء قدير 

“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. ”

 

Banyak dari orang-orang Yahudi dan Nasrani yang berusaha mengembalikan kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, hal ini karena kedengkian yang mereka sembunyikan dalam diri mereka setelah jelas bagi mereka kebenaran Nabi Muhammad dan risalahnya; maka janganlah kalian balas dan hina mereka sampai Allah menurunkan hukum yang lain, seperti hukum tentang izin mengatur mereka. Sungguh Allah Maha kuasa atas seluruh makhluk.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:

 فَاعْفُوا۟ وَاصْفَحُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ اللهُ بِأَمْرِهِ

Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. (al-Baqarah: 109) ayat ini telah dinasakh dengan firman-Nya:

 فَاقْتُلُوا۟ الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدتُّمُوهُمْ

maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka. (taubah: 5) dan dengan firman-Nya:

قٰتِلُوا۟ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللهُ وَرَسُولُهُۥ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ حَتَّىٰ يُعْطُوا۟ الْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ صٰغِرُونَ

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. (at-Taubah: 29) Dan dalam hadits shahih disebutkan bahwa dahulu Rasulullah dan para sahabatnya memaafkan orang-orang musyrik dan ahli kitab sebagaimana yang Allah perintahkan, dan mereka tetap bersabar dari gangguan mereka. Allah berfirman:

وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوٓا۟ أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِن تَصْبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ فَإِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (Ali Imran: 186) dan Allah berfirman:

وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعْدِ إِيمٰنِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا۟ وَاصْفَحُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ اللهُ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ إِنَّ اللهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al- Baqarah: 109) dengan ini Rasulullah selalu berusaha memaafkan sebagaimana yang Allah perintahkan kepadanya, hingga beliau mendapat izin dari Allah untuk memerangi mereka. Dan ketika Rasulullah memulai perang Badar, dan berhasil mengalahkan para pemimpin kafir Quraisy maka Ibnu Ubai bin Salul dan orang-orang musyrik berkata: “urusan ini telah jelas hasilnya, maka baiatlah Rasulullah untuk masuk Islam.” Dan merekapun masuk Islam.

(shahih Bukhari, Tafsir Ali Imran, Bab: وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَيرو)

[Sumber Tafsir Al Muhkhtashar, Markaz Riyadh, Syaikh Dr. Shalih Abdullah]

Share:

Wednesday, November 4, 2020

10 Langkah Hidup Bahagia



Berikut ini 10 langkah hidup bahagia:

1. Lepaskanlah Rasa Kuatir & Ketakutan.


Ketakutan & kekuatiran hanyalah pikiran akan kejadian di masa depan yang belum terjadi, kebanyakan hal-hal yang Anda kuatirkan & takutkan tak pernah terjadi! Itu semua hanya dalam pikiran.


2. Buanglah Dendam.


Dendam & Amarah yang disimpan hanya akan menyedot energi diri Anda & hanya mendatangkan KELELAHAN JIWA, BUANGLAH !!


3. Berhentilah Mengeluh.


Mengeluh berarti selalu menerima apa yang ada saat ini, secara tidak sadar Anda membawa-bawa beban negatif.


4. Bila Masalah Ada, Selesaikan Satu Persatu.


Hanya inilah cara setiap masalah masalah satu demi satu.


5. Tidurlah dengan Nyenyak.


Semua masalah yang perlu dibawa tidur. Hal tersebut buruk & tak sehat, biasakanlah tidur dengan nyaman.


6. Jauhi Urusan Orang Lain.


Biarkan masalah orang lain menjadi urusan mereka sendiri. Mereka memiliki cara sendiri untuk melayani setiap orang.


7. Hiduplah Pada Saat ini, Bukan Masa Lalu.


Nikmati masa lalu sebagai kenangan, Jangan tergantung padanya. Konsentrasilah hidupmu pada kejadian saat ini, karena apa yang Anda miliki adalah saat ini, bukan kemarin, bukan besok. “Hadir sepenuhnya”


8. Jadilah Pendengar Yang Baik.


Saat menjadi pendengar, Anda belajar & mendapatkan ide-ide baru yang berbeda dari org lain.


9. Berpikirlah Positif.


Rasa frustasi datang dari pikiran negatif. Kembalilah berpikir positif. Bertemanlah dengan orang-orang yang menyatakan positif & terlibatlah dengan kegiatan positif.


10. Bersyukurlah.


Bersyukurlah atas hal-hal kecil yang akan membawa Anda pada hal-hal besar.

Share:

Saturday, October 31, 2020

10 Karakter Kepribadian Seorang Muslim



Dalam agama Islam seseorang yang beragama Islam disebut dengan seorang muslim. Tingkat keimanan seseorang dapat dilihat dari amal ibadah pada diri seseorang tersebut. Tetapi tidak semua orang itu adalah muslim yang benar-benar muslim sejati. 


Di Islam sudah sangat sempurna untuk sebagai baru atau acuan untuk kehidupan kita, terdapat juga suri tauladan yang dapat kita ambil contoh dalam hidup kita didunia ini. 


Pedoman dalam Islam itu adalah Al-Quran dan Al hadits, dan suri tauladan dalam Islam adalah orang yang paling mulia di dunia ini adalah nabi Muhammad Saw. 


Di dalam Al Qur'an, Allah tidak mengakui keimanan seseorang kepribadiannya yang manakala tidak mencerminkan seorang muslim sejati. Seperti firman Allah SWT, yang artinya: ”dan diantara manusia ada yang berkata:“ kami beriman Allah dan hari akhir, ”padahal sebenarnya mereka itu ucapan orang yang beriman. ”Dan Rasulullah Saw bersabda:” orang yang beriman (bergaul) bersama manusia dan mereka merasa tenang bersamanya. Tidak ada inspirasi pada orang yang tidak (bergaul) bersama manusia dan dengannya mereka tidak merasa tenang.


Untuk menjadi muslim sejati, Syeikh Hasan Al-Banna merumuskan 10 elemen muslim yang dibentuk didalam madrasah tarbawi. Menurut beliau, karakter ini merupakan pilar pertama terbentuknya masyarakat Islam maupun tertegaknya sistem Islam dimuka bumi. Ke -10 karakter tersebut adalah:


1. Salimul aqidah (bersih akidahnya)


Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan salah satu karakter menjadi muslim sejati yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, maka seorang muslim tersebut memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT dan juga tidak akan pernah menyimpang dari apa yang telah ditentukan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan mati ku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam. (QS 6: 162). Karena pada kenyataan memiliki aqidah yang bersih itu sangat penting.


2. Shahihul ibadah (benar ibadahnya)


Ibadah yang benar merupakan salah satu perintah Rasulullah yang penting. Dan ibadah yang sebagai tolak ukur amal yang pertama atau salah satu ibadah yang utama adalah shalatnya. Hingga Rasulullah Saw pernah menyatakan: “shalatlah kamu lintas kamu melihat aku shalat.” Dari ungkapan Rasulullah diatas sudah cukup jelas bahwa dari segala macam perbuatan atau setiap beri-beri haruslah mengacu pada sunah rasul Saw.


3. Matinul khuluq (kokoh akhlaknya)


Akhlak yang kokoh atau akhlak yang mulia merupakan salah satu bagian terpenting juga bagi setiap muslim. Baik dalam peringatan kepada Allah maupun makhluk-nya. Karena memiliki akhlak yang mulia manusia akan hidup bahagia dunia dan akhirat. Maka Rasulullah diutus ke bumi untuk memperbaiki atau menyempurnakan akhlak para hambanya dan Rasulullah pun telah mencontohkan nya kepada kita. Sesuai firman Allah SWT yang artinya: “dan sebenarnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung.” (QS 68: 4).


4. Qowiyyul jismi (kuat jasmaninya)


Kuat jasmaninya juga poin penting yang harus ada pada setiap muslim. Karena untuk menjalankan ibadah-ibadah yang Allah perintahkan seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, atau segala sesuatu yang harus dikerjakan dengan fisik, kita harus memiliki fisik yang kuat dan sehat. Apalagi jihad dijalan Allah SWT. Oleh karena itu, kesehatan jasmaninya harus sangat membantu bagi setiap seorang muslim. Maka Rasulullah Saw bersabda: “mu'min yang kuat lebih aku cintai peringkat mu'min yang lemah (HR. Muslim)


5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berpikir)


Intelek dalam berpikir atau memiliki wawasan yang luas adalah salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena salah satu sifat yang dimiliki Rasulullah adalah Fatonah (cerdas) dan di Al-Quran juga banyak menerangkan ayat-ayat yang merangsang kita untuk berpikir. Karena didalam Islam itu sendiri tidak ada satupun perbuatan yang kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan yang luas dan keilmuan yang luas.


6. Mujahadatun linafsih (kuat melawan hawa nafsu)


Berjuang dalam melawan hawa nafsu kepribadian yang harus dimiliki di setiap muslim. Karena semua manusia pasti pasti memiliki kecenderungan hati pada yang baik dan yang buruk. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan untuk tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah Saw bersabda: “tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam). (HR hakim).


7. Haritsun 'ala waqtihi (sungguh-sungguh peduli waktunya)


Pandai menjaga waktu adalah faktor penting bagi manusia. Karena banyak sebagian manusia yang lalai akan waktu, tidak disiplin dengan waktu yang diberikan. Padahal Allah SWT banyak bersumpah didalam Al-Qur'an dengan menyebut nama waktu, seperti: waktu Dhuha, waktu ashar, waktu fajar, waktu malam, dll. Maka dari itu kita harus pandai-pandai dalam memanage waktu agar waktu yang telah kita lalui tidak sia-sia begitu saja. Maka diantara yang disinggung oleh nabi Saw adalah memanfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk, kaya sebelum miskin.


8. Manazhzhamun fi syu'nihi (teratur dalam semua masalah)


Teratur dalam segala urusan salah satu individu yang harus bersatu pada setiap manusia. Didalam hukum Islam sudah tertata rapih dalam menyelesaikan segala urusan atau masalah baik yang terkait Ubudiyah maupun muamalahnya. Bersungguh-sungguh, sungguh-sungguh, berkorban, adanya kontinuitas dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.


9. Qodirun 'ala kasbi (berusaha sendiri)


Mampu berusaha sendiri atau bisa kita sebut harus mandiri merupakan suatu yang sangat diperlukan. Tidak sedikit banyak orang, masalah yang sering berada dalam masalah ekonomi. Oleh karena itu perintah mencari nafkah sangatlah banyak didalam Al Qur'an maupun hadist dan itu memiliki keutamaan yang penting.


10. Naafi'un lighoiri (bermanfaat bagi orang lain)


Bermanfaat bagi orang lain adalah suatu tuntunan bagi setiap muslim. Dengan hal ini berarti seorang muslim harus selalu berpikir bagaimana cara agar setiap pribadi yang bermanfaat bagi orang di sekitarnya. Jangan sampai kita sebagai muslim Tidak ada kontribusi atau peran penting di masyarakat. Dalam inilah inilah Rasulullah Saw bersabda: “sebaik-baiknya adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR qudy dan Jabir).


Itulah 10 fakta untuk menjadi muslim sejati sesuai yang telah diterima Rasulullah kepada kita. Karena kita sebagai muslim harus kembali memperhatikan apa yang telah ditetapkan yakni Al-Qur'an dan Al hadits.


Share:

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan