Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Dr. KH. Abduh Al-Manar, M.Ag.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Irsyadiyah. Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

Pondok Pesantren Al-Irsyadiyah

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

PAUD Al-Irsyadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

MI Al-Irsyadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

MTS Al-Iryadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

Saturday, March 2, 2019

Manusia Sebagai Khilafah


SURAT AL BAQARAH 30
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
            Sebutkan -wahai Rasul- kepada manusia  ketika Allah ta'ala berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menjadikan di muka bumi sekumpulan makhluk yang sebagian mereka akan menggantikan sebagian lainnya untuk memakmurkannya.” Para malaikat berkata: “wahai Tuhan kami beritahukanlah kepada kami dan Tunjukilah kami apa hikmah dibalik penciptaan mereka itu, sedangkan karakter mereka itu melakukan kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah secara dzolim dan sewenang-wenang, sementara Kami selalu taat terhadap perintah-Mu, kami menyucikan-Mu dengan penyucian yang sesuai dengan sifat-sifat-Mu yang terpuji dan kebesaran-Mu, dan kami  mengagungkan-Mu dengan seluruh sifat kesempurnaan dan keagungan?”. Allah menjawab  mereka dengan firman-Nya: “Sesungguhnya aku lebih mengetahui hal-hal yang tidak kalian ketahui dari apa  yang mengandung kemaslahatan besar pada penciptaan mereka.”
            Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 30. إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً (Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”). Makna dari (الخليفة) adalah penerus bagi para pendahulu (malaikat); dan yang dimaksud dengan khalifah dalam ayat ini adalah Nabi Adam. Kalimat ini ditujukan oleh Allah kepada pada malaikat bukan bertujuan untuk bermusyawarah atau meminta pendapat akan tetapi untuk mengeluarkan apa yang ada dalam diri mereka. أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا (“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya) Yakni dengan melakukan kesyirikan dan kemaksiatan. Para ulama berpendapat bahwa perkataan ini berasal dari ilmu yang diajarkan oleh Allah kepada malaikat. Karena mereka pada dasarnya tidak mengetahui hal yang ghaib. وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ(dan menumpahkan darah) Yakni dengan menyakiti dan membunuh. وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ (padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”) Yakni kami senantiasa memuji Engkau dan mensucikan Engkau dari apa yang tidak layak untuk dinisbahkan kepada-Mu. قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ(Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”) Qatadah berpendapat dalam tafsir ayat ini bahwa : Allah mengetahui bahwa akan ada diantara khalifah ini yang akan menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul, orang-orang sholeh, dan penghuni surga.
            Zubdatut Tafsir / Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris ilmu tafsir Univ Islam Madinah Dan ingatkanlah kaummu wahai Muhammad ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, yaitu Adam. Aku mewakilkan kepadanya urusan pemakmuran bumi dan pelaksanaan hukum-hukumKu”. Lalu para malaikat berkata dalam diri mereka sendiri: “Bukankah Engkau akan menciptakan di dalamnya seseorang yang kelak akan melakukan kerusakan dengan berbuat kemusyrikan dan kemaksiatan?”. Sungguh mereka telah mengetahui hal itu karena telah diajarkan oleh Allah dengan suatu cara tertentu. Maksud ucapan mereka adalah “Apakah Engkau hendak menciptakan di dalamnya orang yang mengalirkan darah yang haram dengan saling membunuh, menyakiti dan bertikai, sedangkan kami adalah ciptaan-ciptaan yang selalu bersyukur, memujiMu dan mensucikanMu dari hal-hal yang tidak sesuai denganMu?”. Kemudian Allah berfirman: “Aku lebih mengetahui tentang sesuatu yang tidak kalian ketahui, yaitu akan ada di antara para khalifah itu, para nabi dan orang-orang shalih.
             Tafsir Al-Wajiz / Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili Makna kata : Al-Malaaikah : Bentuk plural (jamak) dari Mal’akun dan dijadikan ringan menjadi malakun. Mereka adalah makhluk yang berada di alam ghaib, dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberitakan bahwa Allah menciptakan mereka dari cahaya. Al-Kholiifah     : Orang yang menggantikan selainnya, dan yang dimaksud dalam ayat di sini adalah Nabi Adam ‘alaihissalam يُفۡسِدُ فِيهَا (Yufsidu fiihaa) : Bentuk kerusakan di muka bumi adalah dengan perbuatan kufur dan melakukan kemaksiatan. يَسۡفِكُ (Yasfiku) : Artinya adalah mengalirkan darah dengan membunuh atau melukai. نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ (Nusabbihu bihamdika) : Kami mengatakan “Subhanallah wabihamdihi” Maha Suci Allah dengan segala pujian untukNya. Yang dimaksud dengan at-tasbiih adalah menyucikan Allah dari sesuatu yang tidak pantas untukNya. وَنُقَدِّسُ لَكَۖ (Wa Nuqoddisu laka) : Yaitu kami mensucikan Engkau dari hal-hal yang tidak sesuai dengan Mu. At-Taqdiis maknanya adalah membersihkan serta menjauhkan sesuatu yang tidak sepantasnya. Huruf lam pada kata Laka adalah tambahan sebagai penguat arti, karena kata kerja Qoddasa bisa menarik obyek kata dengan sendirinya tanpa bantuan huruf menjadi Qoddasahu. Makna ayat : Allah Ta’ala memerintahkan rasulNya agar mengingat firmanNya kepada malaikat bahwasanya Dia menjadikan di muka bumi seorang kholifah untuk menjalankan hukum-hukumNya. Lantas para malaikat bertanya-tanya dengan kekhawatiran bahwa khalifah ini akan menjadi orang yang menumpahkan darah serta berbuat kerusakan di muka bumi dengan kekufuran dan maksiat sebagai qiyas dari penciptaan jin yang terjadi apa yang mereka khawatirkan. Maka Allah memberi tahu kepada mereka bahwa Dia lebih mengetahui hikmah serta kemaslahatan yang tidak diketahui para malaikat. Maksud dari pengingat ini adalah tambahan dalil yang menunjukkan wujud keberadaan Allah Ta’ala, kekuasaanNya, ilmuNya, serta hikmahNya yang mengharuskan keimanan kepadaNya dan hanya beribadah kepadaNya saja.


Share:

Friday, March 1, 2019

Syahadat, Shalat, Zakat, Satu Rangkaian


Hadis Arbain ke-8

 عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِي اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوْا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللَّهِ، وَيُقِيْمُواالصَّلاَةَ، وَيُؤْتُواالزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ عَصَمُوْا مِنِّيْ دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الأِسْلاَمِ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ تَعَالىَ
Dari Ibnu Umar -radhuyallahu ‘anhuma-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku diperintah untuk memerangi manusia hingga mereka bersyahadat ‘aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah, dan (aku bersaksi bahwa) Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka melakukan hal itu, darah dan harta mereka telah terlindung dariku, kecuali dengan hak Islam. Dan perhitungan (amalan) mereka di sisi Allah”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)

            Hadis ini amat berharga dan termasuk salah satu prinsip Islam. Hadits yang semakna juga diriwayatkan oleh Anas, Rasulullah bersabda : “Sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, menghadap kepada kiblat kita, memakan sembelihan kita dan melaksanakan shalat kita. Jika mereka melakukan hal itu, maka darah mereka dan harta mereka haram kita sentuh kecuali karena hak. Bagi mereka hak sebagaimana yang diperoleh kaum muslim dam mereka memikul kewajiban sebagaimana yang menjadi kewajiban kaum muslimin”.
            Dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah disebutkan sabda beliau : “Sampai mereka bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Allah dan beriman kepadaku dan apa yang aku bawa“.
Hal ini sesuai dengan kandungan Hadits riwayat dari ‘Umar diatas.

            Tentang maksud hadis ini para ulama mengartikannya berdasarkan sejarah, yaitu tatkala Rasulullah wafat dan Abu Bakar Ash Shiddiq diangkat sebagai khalifah untuk menggantikannya, sebagian dari orang Arab menjadi kafir. Abu Bakar bertekad untuk memerangi mereka sekalipun di antara mereka ada yang tidak kafir tetapi menolak membayar zakat. Abu Bakar lalu mengemukakan alasan perbuatannya itu, tetapi ‘Umar berkata kepadanya : “Bagaimana engkau akan memerangi manusia sedangkan mereka mengucapakan laa ilaaha illallaah dan Rasulullah bersabda : “Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai ia mengucapkan laa ilaaha illallaah ... dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah Ta’ala”. Abu Bakar lalu menjawab : “Sesungguhnya zakat itu adalah kewajiban yang bersifat kebendaan”. Lalu katanya : “Demi Allah, kalau mereka merintangiku untuk mengambil seutas tali unta yang mereka dahulu serahkan sebagai zakat kepada Rasulullah niscaya aku perangi mereka karena penolakannya itu”.Maka kemudian Umar mengikuti jejak Abu Bakar untuk memerangi kaum tersebut.

            Kalimat "Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai ia mengucapkan laa ilaaha illallaah, dan barangsiapa telah mengucapkannya, maka ia telah memelihara harta dan jiwanya dari aku kecuali karena alasan yang hak dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah”. Khatabi dan lain-lain bekata : “Yang dimaksud oleh Hadits ini ialah kaum penyembah berhala dan kaum Musyrik Arab serta orang yang tidak beriman, bukan golongan Ahli kitab dan mereka yang mengakui keesaan Allah”. Untuk terpeliharanya orang-orang semacam itu tidak cukup dengan mengucapkan laa ilaaha illallaah saja, karena sebelumnya mereka sudah mengatakan kalimat tersebut semasa masih sebagai orang kafir dan hal itu sudah menjadi keimanannya. Tersebut juga didalam hadits lain kalimat “dan sesungguhnya aku adalah rasul Allah, mereka melaksanakan shalat, dan mengeluarkan zakat”.

            Syaikh Muhyidin An Nawawi berkata : “Di samping mengucapkan hal semacam ini ia juga harus mengimani semua ajaran yang dibawa Rasulullah seperti tersebut pada riwayat lain dari Abu Hurairah, yaitu kalimat, “sampai mereka bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Allah, beriman kepadaku dan apasaja yang aku bawa”
            Kalimat, “Dan perhitungannya terserah kepada Allah” maksudnya ialah tentang hal-hal yang mereka rahasiakan atau mereka sembunyikan, bukan meninggalkan perbuatan-perbuatan lahiriah yang wajib. Demikian disebutkan oleh khathabi. Khathabi berkata : Orang yang secara lahiriah menyatakan keislamannya, sedang hatinya menyimpan kekafiran, secara formal keislamannya diterima” ini adalah pendapat sebagian besar ulama. Imam Malik berkata : “Tobat orang yang secara lahiriah menyatakan keislaman tetapi menyimpan kekafiran dalam hatinya (zindiq) tidak diterima” ini juga merupakan pendapat yang diriwayatkan dari Imam Ahmad.
            Kalimat, “aku diperintah memerangi manusia sampai mereka bersaksi tidak ada tuhan kecuali Allah dan mereka beriman kepadaku dan apa yang aku bawa” menjadi alasan yang tegas bahwa manusia apabila meyakini islam dengan sungguh-sungguh tanpa sedikitpun keraguan, maka hal itu sudah cukup bagi dirinya. Dia tidak perlu mempelajari berbagai dalil ahli ilmu kalam dan mengenal Allah dengan dalil-dalil semacam itu.
            Hal ini berbeda dengan mereka yang berpendapat bahwa orang tersebut wajib mempelajari dalil-dalil semacam itu dan dijadikannya sebagai syarat masuk Islam. Pendapat ini jelas sekali kesalahannya, sebab yang dimaksud oleh hadis diatas, adanya keyakinan yang sungguh-sungguh dalam diri seseorang. Hal ini sudah dapat terpenuhi tanpa harus mempelajari dalil-dalil semacam itu, sebab Rasulullah mencukupkan dengan mempercayai ajaran apa saja yang beliau bawa tanpa mensyaratkan mengetahui dalil-dalilnya. Didalam hal ini terdapat beberapa hadis sahih yang jumlah sanadnya mencapai derajat mutawatir dan bernilai pengetahuan yang pasti. Wallahu a’lam.

Share:

Wednesday, February 27, 2019

Menjaga Kehormatan Umat


                Umat Islam dianjurkan untuk menjaga kehormatan sesama umat dengan cara saling menyayangi dan melindungi baik secara mental spiritual sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Hijir ayat 88 maupun Al-Maidah ayat 32 agar sesama umat Islam bahkan sesama umat manusia lainnya harus menjaga fisik raga agar tidak disakiti apalagi sampai menumpahkan darah 
[pembunuhan].
Al Hijir : 88 :
لَا تَمُدَّنَّ عَيۡنَيۡكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعۡنَا بِهِۦٓ أَزۡوَٰجٗا مِّنۡهُمۡ وَلَا تَحۡزَنۡ عَلَيۡهِمۡ وَٱخۡفِضۡ جَنَاحَكَ لِلۡمُؤۡمِنِينَ 
Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.
Al Maidah : 32 :
مِنۡ أَجۡلِ ذَٰلِكَ كَتَبۡنَا عَلَىٰ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفۡسَۢا بِغَيۡرِ نَفۡسٍ أَوۡ فَسَادٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعٗا وَمَنۡ أَحۡيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحۡيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعٗاۚ وَلَقَدۡ جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُنَا بِٱلۡبَيِّنَٰتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرٗا مِّنۡهُم بَعۡدَ ذَٰلِكَ فِي ٱلۡأَرۡضِ لَمُسۡرِفُونَ 
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
            Betapa pentingnya menjaga kasih sayang dan menghargai jiwa raga sesama umat Islam, Rasulullah SAW bersabda :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
عن أبي موسى رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم (المؤمن للمؤمن كالبنيان يشدّ بعضه بعضا) وشبك بين أصابعه. متفق عليه
            Dari Abu Musa RA, Rasulullah SAW bersabda “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan” kemudian beliau menggeggamkan jari-jarinya(Muttafaqun Aleih)
            Hadist ini adalah suatu hadist yang pertama yang berbicara tentang kehormatan orang muslim dan hal-hal yang wajib di pahami dan di agungkan setiap muslim yang satu kepada muslim lainnya. Kita lihat bahasa hadist yang pertama المؤمن للمؤمن orang  mukmin  yang satu dengan yang lainnya . Saya kepada anda, anda kepada saya, kita kepada tetangga kita yang muslim, ini di kasih suatu gambaran oleh baginda Rasul perumpamaan.
            Perumpamaan disini  كالبنيان seperti bangunan. Bangunan yang terdiri isinya dari batu, pasir, tanah, semen, besi, atau apapun sehingga bisa menjadi bentuk bangunan. Ini kita di beri contoh oleh Rasul agar otak kita mudah menangkapnya. Muslim satu atau mukmin satu dengan yang lainnya seperti bangunan. Yang mana bangunan tadi kalau sudah kokoh sulit untuk di robohkan.
            Gambaran ini saudara namanya gambaran yang terlihat oleh kasat mata kita, yang bisa di ketahui oleh nalar pikiran kita. Tapi yang di maksud Rasul muslim satu dengan lainnya bukan bangunan. Tapi yang di maksud hubungan antara kita dengan lainnya sesama muslim, orang yang beriman wajib saling mencintai, saling memberi, saling menasehati, saling mengagungkan.
            Muslim atau Mukmin jikalau bersatu akan menjadi kuat seperti bangunan tadi. يشدّ بعضه بعضا satu dengan yang lainnya saling mengeratkan, saling mendukung, كالبنيان يشدّ بعضه بعضا sebagian yang lain mampu kepada sebagian yang lainnya yang tidak mampu. Sehingga Islam itu menjadi kuat. Bahkan di beri permisalan atau percontohan oleh baginda Nabi kita Muhammad Saw. Dalam hadist yang sangat singkat ini ada 2 percontohan. Yang dua-dua nya percontohan hissi. Kalau tadi seperti bangunan,  pada ujung hadist ini yaitu Rasul memasukan jari-jarinya dari satu tangan ke jari-jari tangan yang sebelah kiri, ini percontohan juga. Kalau tadi bangunan satu permisalan, dalam hadist yang singkat ini Nabi beri contoh lagi.
            Kalau gambaran dari Rasul seperti bangunan dan mengeratkan jarinya. Allah sebut dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 10 :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
            Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
            Anda kalau pergi ke Amerika di sana ada orang muslim itu saudara anda. Orang Indonesia pergi ke Inggris ketemu orang muslim disana saudara. Orang Inggris, orang Yaman, orang manapun kalau dia beriman datang ke negeri kita dia saudara kita. Kita lihat bagaimana pergerakan dakwah begitu mudah. Sayyidil Habib Umar bisa datang ke negeri kita di sambut melebihi sambutan kita kepada Ibu Bapak kita. Beliau dari Indonesia pergi ke Thailand, dari Thailand pergi ke Malaysia, pergi ke Amerika, pergi ke Afrika semua menyambut. Itulah jati diri orang yang beriman semuanya bersaudara. Tidak ada masalah, bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Medan, bahasa Sumatra, bahasa Kalimantan, bahasa Afrika, bahasa Asia  semuanya tidak ada masalah, yang terpenting kalian bersaudara ketika beriman kepada Allah Swt. Itu yang di maksud seperti bangunan kokoh.
            Oleh karenanya ulama banyak mengatakan hubungan saudara sesama agama itu lebih utama dari hubungan darah. Sahabat ketika di usir oleh Ibu Bapaknya karena ketahuan beriman mereka tidak berkecil hati, tidak bersedih,  seorang Mus’ab bin Umair orang kaya raya anak kesayangan Bapak dan Ibunya ketika dia ini ketahuan beriman kepada Allah Swt, di usir dari rumahnya dan punya baju hanya yang menempel di badan. Tapi hatinya senang karena di sambut oleh orang-orang beriman. Dia punya saudara yang hubungannya lebih kuat dari pada kekeluargaan. Kita lihat para sahabat dari kampungnya di usir pindah ke Madinah, di sana di sambut. Makanya kita harus jaga hubugan persaudaraan di bawah bendera
لآ اِلَهَ اِلّا اللّهُ مُحَمَّدٌ رَسُوُل اللّهِ
         Sampai Nabi memperingatkan jangan saling membenci, jangan saling tipu menipu, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara  الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ  Muslim itu bersaudara bagi muslim yang lainnya, Jangan menzaliminya dan jangan memasrahkannya (HR. Bukhori-Muslim)
            Taqwa itu bukan di baju, bukan di wajah, bukan di kulit, bukan di bahasa, Taqwa itu di hati kata Nabi. Cukup kalau si fulan itu bukan orang baik dia berdosa ketika dia meremehkan saudaranya yang muslim.
            Dulu Imam Abdurrahman bin Auf yang kalau kita buka sejarahnya beliau itu orang kaya, sampai ketika beliau berjuang bersama Rasul di kota Madinah itu di waktu pagi kata Sayyidatuna Aisyah berisik sekali, ternyata Abdurrahman bin Auf membawa 700 Onta dari Syam ke kota Madinah di beri untuk Rasulullah. Kalau memberi uang kepada Rasul karungan(banyak sekali). Waktu beliau meninggal dunia beliau menulis wasiat. Duit saya, emas saya, harta saya bagikan terutama keluarganya Rasulullah. Istri-istri nya Rasulullah.
            Di Mekkah juga jadi orang kaya, ketika hijrah ke Madinah jatuh miskin tidak punya apa-apa hanya pakaian yang menempel di badan. Lalu Rasul mempersaudarakan orang-orang Anshor Madinah dengan kaum Muhajirin. Nabi tunjuk Saad bin Rabi’ Al-Anshory kamu bersaudara  dengan Abdurrahman bin Auf. Maka di bawa kerumahnya oleh Saad bin Rabi’. Wahai Abdurrahman kamu sekarang saudara saya, saya ini orang paling kaya di Madinah. Tapi hari ini, semua harta saya saya belah jadi dua, saya beri setengah buat engkau setengah buat saya. Kata Sa’ad bin Rabi’ dan saya mempunyai 2 istri, engkau lihat mana yang cocok, engkau sebut nanti saya ceraikan  saya beri untuk engkau. Akhirnya Abdurrahman bin Auf memulai dagang kembali dan menjadi orang kaya raya.
                Demikian indahnya ajaran Islam, saling kasih sayang sesama umat Islam dan saling menjaga kehormatannya.


Share:

Monday, February 25, 2019

Peran Wanita Dalam Islam


          Islam memberikan tempat yang mulia bagi wanita dan Islam menyetarakan kedudukan wanita dengan kaum pria. Dalam al-Qur‟ān sendiri tidak ditemui satu buktipun pun tentang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab suci lain bahwa wanita diciptakan lebih rendah dari pria atau bahwa Hawa diciptakan dari salah satu tulang rusuk kiri Adam. Di samping itu, dalam Islam tidak ada satu pun hal yang dapat digunakan untuk memandang rendah dan pun yang meremehkan wanita berkenaan dengan kodrat dan bawaanya sebagai mana yang dijelaskan dalam ayat berikut ini :
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allāh dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allāh; Sesungguhnya Allāh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. al-Taubah :71)”
            Memang wanita adalah hamba Allah yang lemah dibandingkan dengan laki-laki, meskipun demikian wanita dalam islam memiliki peran amat besar dalam kehidupan masyarakat dan agama. Tanpa keberadaan wanita, kehidupan di dunia tidak akanberjalan semestinya karena wanita adalah pencetak generasi yang baru. Apabila muka bumi ini hanya ditinggali oleh laki-laki, maka mungkin kehidupan sudah berakhir sejak zaman dahulu. Oleh sebab itu, keberadaan dan peran wanita tidak bisa diremehkan dan diabaikan, karena sesungguhnya dibalik semua rangkaian dan keberhasilan di situ ada peran wanita. Wanita memiliki peranan penting dalam kehidupan keluarga ekonomi, politik, pendidikan, agama dan sosial budaya. Adapun peran wanita dalam islam dijelaskan sebagai berikut :

Peran Wanita Sebagai Seorang Anak
            Dalam sebuah keluarga, anak perempuan layak mendapatkan posisi dan perlakuan yang sama dengan anak laki-laki. Seorang anak perempuan dalam keluarganya berperan sebagai pemelihara tradisi, nilai-nilai dan norma yang ada pada keluarga dan masyarakat. Anak peremopuan yang memiliki sifat lembut berperan menjaga kemuliaan keluarganya dengan menjaga diri dan kehormatannya serta menuntut ilmu intuk membahagiakan orangtuanya. Anak perempuan juga berperan dalam membantu tugas-tugas rumah tangga dalam keluarganya.
Peran Wanita Sebagai Seorang Isteri
            Setelah menikah, seorang anak perempuan tidak hanya berperan penting bagi keluarganya melainkan juga berperan dalam kehidupan suaminya dan anak-anaknya kelak. Seorang istri yang shalehah 9baca ciri-ciri istri shalehah) memiliki peranan penting dibalik seorang suami yang shaleh terutama saat suaminya memperoleh kesuksesan maupun mendapatkan ujian.
            Seorang istri berperan dalam mengurus kebutuhan suaminya dan mendukungnya serta memberikan nasihat untuk kemanjuan sang suami. Ia juga berperan dalam mendukung sang suami saat tertimpa musibah atau masalah yang menyebabkan jiwanya tergoncang sehingga tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri. Seorang Istri yang shalehah akan selalu memberi dorongan untuk terus maju memberi dukungan pada suaminya agar tetap semangat dalam menapaki ujian dan berusaha menenangkannya agar ia tetap sabar dan bersyukur. (baca membangun rumah tangga dalam islam)
            Di antara kewajiban dan peran istri terhadap suami adalah sebagai berikut :
Taat kepada Suami dalam hal kebaikan, Tidak Keluar rumah melainkan atas izin suami, Tidak menjauhi tempat tidur suami, Ridho dengan apa yang Allah berikan.kepadanya,  Berhias dan memakai wangi-wangian saat suami berada di rumah, Melaksanakan tugas-tugas rumah tangga.dan mengurus anak-anak, Berlemah lembut dalam bersikap dan bertutur kata manis.

Peran Wanita Sebagai Seorang Ibu
            Begitu pentingnya tugas ibu dan peranannya bagi seseorang hingga Rasulullah SAW bersabda bahwa surga ada di telapak kaki ibu dan ibu adalah orang yang harus dihormati sebelum ayah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini :
            “Wahai Rasulullah siapakah di antara manusia yang paling berhak untuk aku berbuat baik kepadanya? Rasulullah menjawab ; ‘Ibumu’, kemudian siapa? ‘Ibumu’, jawab beliau. Kembali orang itu bertanya, kemudian siapa? ‘Ibumu’, kemudian siapa, tanya orang itu lagi, ‘kemudian ayahmu’, jawab beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim).

            Sebagai mana yang kita ketahui wanita adalah guru pertama bagi seorang anak, sebelum ia dididik oleh orang lain. Sejak Allah meniupkan ruh pada rahim seorang wanita, proses pendidikan anak sudah dimulai. Seorang ibu berperan mendidik anaknya sejak ia masih dalam kandungan dan membiasakannya dengan kebiasaan yang sesuai dengan agama islam. Adapun pendidikan yang seharusnya ditanamkan seorang ibu pada anaknya mencakup hal-hal berikut ini:

a. Pendidikan Akidah
            Seorang ibu berperan menanamkan akidah sedini mungkin pada anaknya sehingga anak tersebut dapat mengetahui bahwa kita hidup tidak semau kita dan perilaku kita diawasi oleh Allah SWT. Seorang ibu juga harus menyakinkan pada anak siapa dirinya dan untuk apa ia hidup serta siapa yang wajib ia sembah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanamkan keenam hal dalam rukun iman sejak dini pada sang anak.

b. Pendidikan Ibadah
            Pendidikan ibadah dimulai sejak masa kehamilan dimana ibu mengajarkan calon bayinya untuk melaksanakan ibadah sehari-hari seperti sholat baik shalat wajib maupun sunnah (baca macam-macam shalat sunnah), puasa (baca puasa ramadhan dan keutamaan puasa senin kamis ), bersedekah (baca keutamaan bersedekah), membaca Alquran (baca manfaat membaca alqur’an), berdoa (baca penyebab doa tidak dikabulkan) , berdzikir (baca keutamaan berdzikir), dan lain sebagainya bahkan berpuasa jika ia mampu.
Walaupun calon anak belum memahami apa yang dilakukan oleh ibunya,hingga ia dewasa. Anak yang diajarkan untuk beribadah sejak dini tidak akan merasa berat atau kesulitan untuk mengerjakan ibadah ketika ia beranjak dewasa kelak karena ia sudah terbiasa melihat dan mendengar ibunya melaksanakan ibadah.

c. Pendidikan Akhlak
            Pembiasaan akhlak yang baik pada seorang anak tidak perlu menunggu anakhingga ia dewasa. Seorang ibu berperan menanamkan pendidikan akhlak pada anaknya sejak usia dini. Jika sejak berada dalam kandungan seorang anak dibiasakan untuk menghargai dan mencintai orang lain, maka ketika ia lahir, ia pun akan berusaha untuk menghargai dan mencintai orang lain. Seorang ibu juga dapat menanamkan dan mencontohkan sifat atau akhlak mulia seperti sifat sabar, tawadlu, rendah hati, pemurah, suka menolong orang lain dan lainnya agar ketika dewasa akhlak itu telah melekat pada dirinya.

Share:

Sunday, February 24, 2019

Janji Allah Itu Benar


Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman:
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّـهِ حَقٌّ ۖ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ
Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu. (QS. Ar-Rum [30]: 60).
            Keyakinanmu akan janji Tuhanmu membuatmu bersabar. Sedangkan mendengarkan orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Allah membuatmu kecewa.
            Berikut ini kisah nyata ini terjadi di Jawa Tengah. Hari itu, seorang lelaki tengah mengengkol vespanya. Tapi tak kunjung bunyi. “Jangan-jangan bensinnya habis,” pikirnya. Ia pun kemudian memiringkan vespanya. Alhamdulillah… vespa itu bisa distarter.
“Bensin hampir habis. Langsung ke pengajian atau beli bensin dulu ya? Kalau beli bensin kudu muter ke belakang, padahal pengajiannya di depan sana,” demikian kira-kira kata hati lelaki itu. Ke mana arah vespanya? Ia arahkan ke pengajian. “Habis ngaji baru beli bensin.”

“Ma naqashat maalu ‘abdin min shadaqah, bal yazdad, bal yazdad, bal yazdad. Tidak akan berkurang harta karena sedekah, bahkan ia akan bertambah, bahkan ia bertambah, bahkan ia bertambah,” kata Sang Kyai di pengajian itu, yang ternyata membahas sedekah.
Setelah menerangkan tentang keutamaan sedekah, Sang Kyai mengajak hadirin untuk bersedekah. Lelaki yang membawa vespa itu ingin bersedekah juga, tetapi uangnya tinggal seribu rupiah. Uan g segitu, di zaman itu, hanya cukup untuk membeli bensin setengah liter.
Syetan mulai membisikkan ketakutan kepada lelaki itu, “Itu uang buat beli bensin. Kalo kamu pakai sedekah, kamu tidak bisa beli bensin. Motormu mogok, kamu mendorong. Malu. Capek.”
Sempat ragu sesaat, namun lelaki itu kemudian menyempurnakan niatnya. “Uang ini sudah terlanjur tercabut, masa dimasukkan lagi? Kalaupun harus mendorong motor, tidak masalah!”

Pengajian selesai. Lelaki itu pun pulang. Di tengah jalan, sekitar 200 meter dari tempat pengajian vespanya berhenti. Bensin benar-benar habis.
“Nah, benar kan. Kalo kamu tadi tidak sedekah, kamu bisa beli bensin dan tidak perlu mendorong motor,” syetan kembali menggoda, kali ini supaya pelaku sedekah menyesali perbuatannya.
Tapi subhanallah, orang ini hebat. “Mungkin emang sudah waktunya ndorong.” Meski demikian, matanya berkaca-kaca, “Enggak enak jadi orang susah, baru sedekah seribu saja sudah dorong motor.”

Baru sepuluh langkah ia mendorong motor, tiba-tiba sebuah mobil kijang berhenti setelah mendahuluinya. Kijang itu kemudian mundur.
“Kenapa, Mas, motornya didorong?” tanya pengemudi Kijang, yang ternyata teman lamanya.
“Bensinnya habis,” jawab lelaki itu.
“Yo wis, minggir saja. Vespanya diparkir. Ayo ikut aku, kita beli bensin.”
Sesampainya di pom bensin, temannya membeli air minum botol. Setelah airnya diminum, botolnya diisi bensin. Satu liter. Subhanallah, sedekah lelaki itu kini dikembalikan Allah dua kali lipat.
“Kamu beruntung ya” kata sang teman kepada lelaki itu, begitu keduanya kembali naik Kijang.
“Untung apaan?”
“Kita menikah di tahun yang sama, tapi sampeyan sudah punya 3 anak, saya belum”
“Saya pikir situ yang untung. Situ punya Kijang, saya Cuma punya vespa”
“Hmm.. mau, anak ditukar Kijang?”

Mereka kan ngobrol banyak, tentang kesusahan masing-masing. Rupanya, sang teman lama itu simpati dengan kondisi si pemilik vespa.
Begitu sampai… “Mas, saya enggak turun ya,” kata pemiliki Kijang. Lalu ia merogoh kantongnya mengeluarkan sebuah amplop.
“Mas, titip ya, bilang ke istrimu, doakan kami supaya punya anak seperti sampeyan. Jangan dilihat di sini isinya, saya juga belum tahu isinya berapa,” bonus dari perusahaan itu memang belum dibukanya.
Sesampainya di rumah. Betapa terkejutnya lelaki pemilik Vespa itu. Amplop pemberian temannya itu isinya satu juta rupiah. Seribu kali lipat dari sedekah yang baru saja dikeluarkannya.

Sungguh benar firman Allah, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 261).
[ Sumber Kisah : https://aslibumiayu.net ]

Share:

Wednesday, February 20, 2019

Amal Yang Disukai Allah

           
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar” (QS,2,153). “Sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar,  sesungguhnya dzikrullah (sholat) adalah lebih besar ..” (QS, 29:45). “Dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka itu kekal di surga lagi dimuliakan”. (QS, Al Maarij ; 34-35).
            Salah satu kewajiban muslim adalah sholat 5 waktu, pada waktu yang ditentukan, “Sesungguhnya sholat itu adalah fardu yang di tentukan waktunya atas orang-orang beriman” (QS, 4:103) “.“Pekerjaan yang paling disukai Allah adalah shalat tepat waktu, berbuat baik kepada Ibu  Bapak dan setelah itu berjihad (berbuat baik) di jalan Allah” (Bukhari, Muslim). Adapaun uraian singkat mengenai sholat 5 waktu sebagai berikut :
            1. Sholat Ashar
            Waktu Ashar, ……Dan waktu sholat Ashar adalah sebelum Mega berubah menjadi menguning “ (HR. Muslim)..
Rasulullah bersabda, ‘Apabila salah seorang di antara kamu mendapatkan satu sujud (satu rakaat) dari shalat ashar sebelum matahari terbenam, maka hendaklah ia menyempurnakan shalatnya…” (HR. Bukhari). “ ….. Dan tidak boleh sholat setelah shalat Ashar, hingga matahari terbenam” (HR. Ad Darimi)
            Manfaat Ashar, “Siapa saja yang sholat Subuh dan Ashar, ia masuk surga” (HR. Muslim). “Tidak akan masuk neraka, orang yang melaksanakan sholat sebelum matahari terbit (subuh) dan sebelum tenggelamnya (Ashar)” (HR. Muslim)
            Ancaman tidak sholat ashar,  Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Orang yang tertinggal oleh shalat ashar seolah-olah ia dirampas (kehilangan) keluarganya dan hartanya.“ (HR. Bukhari). Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar dengan sengaja maka Allah akan menggagalkan amalannya (usahanya)” (HR. Bukhari)
            Manfaat Sunah Ashar, “Allah memberikan rahmat kepada orang yang melaksanakan shalat qabliyah / sunah Ashar empat rakaat” (HR. Abu dawud). “Siapa yang melaksanakan shalat (sunah) empat rakaat sebelum Ashar , Allah mengharamkan atasnya api neraka” (HR. Ath Thabrani)
            2. Sholat Magrib
            Waktu magrib, Salamah berkata, “Kami shalat maghrib bersama Nabi apabila matahari telah tertutup oleh tabir (yakni sewaktu matahari telah hilang dari horison).“ (HR Bukhori). “……..dan waktu Magrib adalah selama belum hilang warna merah di langut barat” (HR. Muslim)
            Manfaat Sholat Magrib, “Umatku senantiasa dalam keadaan fitrah selama tidak mengakhirkan sholat magrib sehingga terlihat bintang-bintang (malam)” (HR. At Thabrani)
            Sholat sunah Magrib, “Kami biasa melaksanakan shalat (sunah) dua rakaat pada masa Nabi setelah matahari tenggelam, yakni setelah masuk waktu magrib”. (HR. Muslimi). “Shalat yang paling utama disisi Allah adalah sholat Magrib, maka siapa yang melaksanakan shalat (sunah) dua rakaat setelahnya Allah akan membangun rumah untuknya di surga” (HR. At Thabrani).
            3. Sholat Isya
            Waktu Sholat Isya, “Lakukanlah shalat Isya antara hilangnya warna merah di barat hingga sepertiga malam” (HR. An Nasa’i).
Lebih baik sholat diawal waktu, namun untuk Isya bisa juga agak mundur jika masih ada keperluan, “Sesungguhnya Rasulullah tidak melarang sholat Isya di akhir waktu hingga pertengahan malam. Dan beliau tidak menyukai tidur sebelum Isya, juga tidak menyukai berbincang – bincang (ngobrol) setelah Isya” (HR. Muslim)”Nabi mengakhirkan shalat isya pada bagian waktu yang akhir”.(HR. Bukhori) “Nabi senang mengakhirkannya.“ (HR Bukhori).
            Manfaat sholat isya ;
            1. Pahala yang besar.  “Sholat terberat adalah sholat Isya dan Subuh, padahal seandainya mereka mengetahui pahala kedua sholat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak”. (HR Ahmad)
            2. Pahala sholat separo malam, “Barang siapa melaksanakan sholat Isya secara berjamaah, maka ia seperti sholat malam separoh malam……” (HR Muslim).
            3. Bebas dari Munafik dan syirik, “Barangsiapa berjamaah dalam shalat subuh dan Isya maka baginya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari kemunafikan dan kebebasan dari kemusyrikan” (HR. Abu Hanifah)

Larangan pada sholat isya, “Jika salah satu dari kalian (kaum perempuan) datang menunaikan shalat Isya berjamaah, maka janganlah memakai wewangian”. (HR. An Nasa’i)
            Sholat sunah Isya. “Barang siapa secara rutin mengerjakan duabelas rakaat shalat sunnah, akan dibangunkan rumah di Surga : Empat rakaat sebelum Dzuhur, Dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah magrib, dua rakaat sesudah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh” ( HR. Bukhari)
            4. Sholat Subuh.
            Sebelum sholat Subuh sebaiknya di awali dengan sunah Fajar/subuh, “Sholat sunah Fajar tidak dilakukan kecuali bila sudah masuk waktu Subuh / selesai azan Subuh” (HR Muslim). “Dua rokaat sholat sunah Fajar adalah lebih baik dari pada dunia dan seisinya”.(HR Muslim). “Dua rakaat itu lebih aku sukai dari pada dunia dan seluruh isinya” (HR Muslim).
“Barang siapa yang belum melaksanakan sholat dua rokaat sunah Fajar, hendaknya melaksanakannya setelah matahari terbit”. (HR Syaukani)*. “ Dua rokaat sholat sunah Fajar janganlah engkau tinggalkan, walaupun engkau dalam perjalanan yang jauh” (HR Ahmad).
            Waktu sholat Subuh “Dan waktu shalat subuh adalah dari fajar sampai sebelum matahari terbit. Pada saat matahari terbit, maka janganlah kamu shalat”.(HR. Muslim). “Bersabarlahkamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah (sholat) dengan memuji Tuhanmu , sebelum terbit matahari (Subuh) dan sebelum terbenamnya matahari” (Ashar). ( QS 20:130).
            “Barang siapa yang mendapatkan satu rokaat sholat Subuh sebelum matahari terbit, maka ia telah mendapatkan Subuh “( HR. Bukhori). “ Tidak boleh sholat setelah sholat subuh hingga matahari terbit (setinggi busur panah)…..  ” (HR Ad Darimi)
            Manfaat sholat subuh;
            a. Dalam jaminan Allah, ”Barangsiapa yang melaksanakan sholat Subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah, maka jangan sampai Allah menarik kembali jaminan Nya kepada kalian dengan sebab apapun”. (HR Muslim).
            b. Mendapat pahala yang besar, “Sholat terberat adalah sholat Isya dan Subuh, padahal seandainya mereka mengetahui pahala kedua sholat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak”. (HR Ahmad)*
            c. Masuk surga, “Siapa saja yang sholat Subuh dan Ashar, ia masuk surga” (HR Muslim). “Tidak akan masuk neraka, orang yang melaksanakan sholat sebelum matahari terbit /subuh dan sebelum tenggelamnya/Ashar” (HR Muslim)
            d. Diangkat ke tempat terpuji, “Dirikanlah sholat sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam, dan dirikan pula sholat Subuh, sesungguhnya sholat Subuh disaksikan oleh malaikat” (QS 17:78). “Mudah-mudahan Allah mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (QS 17:79).
            e. Pahala sholat sepenuh malam. “….Dan barang siapa melaksanakan sholat Subuh berjamaah, maka ia seperti sholat malam, satu malam penuh” (HR Muslim).
             5. Sholat Zhuhur.
            Waktu Zhuhur. “Waktu sholat Zhuhur adalah ketika matahari condong, sampai bayangan seseorang sama dengan panjang tubuhnya, sebelum waktu Ashar tiba” (HR Muslim). Rasul bersabda : “Tunggu redup…. tunggu redup,… Matahari yang sangat panas adalah percikan api neraka jahanam, maka tahanlah shalat kalian hingga kita melihat bayangan menjadi condong” (HR. Bukhari)
            Manfaat Sholat Sunah Zhuhur, “Siapa yang sholat (sunah) empat rakaat sebelum Zhuhur dan empat rakaat setelah Zhuhur, maka Allah swt mengharamkannya masuk neraka” (HR. Abu Dawud).
            “Barang siapa secara rutin mengerjakan duabelas rakaat shalat sunnah, akan dibangunkan rumah di Surga : Empat rakaat sebelum Dzuhur, Dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah magrib, dua rakaat sesudah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh” ( HR. Bukhari)
            Semoga pekerjaan atau amal-amal ini dapat dilakukan sepanjang hidup sehingga kita mendapatkan kebahagian dunia akhirat dan mendapatkan jaminan kehidupan yang lebih indah baik di dunia maupun di akhirat kelak. Aamiin
Share:

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan